BUBMliDuJ8M4WXSjHxwzacQ3y3MXgzTn33owbOKI
HHBK Ini Masih Menjadi Komoditas Andalan MHA Suku Anak Dalam

HHBK Ini Masih Menjadi Komoditas Andalan MHA Suku Anak Dalam

MHA SAD saat panen Jengkol dan Petai

ORIK.OR.ID, Tebo || Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) sepertinya masih menjadi produksi yang dinikmati Masyarakat Hukum Adat Suku Anak Dalam (MHA SAD) Kelompok Temenggung Ngadap, Desa Tanah Garo, Kecamatan Muara Tabir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. 


Seperti yang terlihat hari ini, Kamis, 16 September 2021. Tampak sejumlah MHA SAD Kelompok Temenggung Ngadap tengah mengumpulkan HHBK berupa jengkol dan petai. 


"Hari ini lumayan banyak bang. Harganya juga lumayan mahal," kata Bagentar yang akrab disapa Gentar.


Komoditas HHBK andalan MHA SAD

Gentar merupakan warga MHA SAD Kelompok Temenggung Ngadap. Dalam struktur kepengurusan adat, dia menjabat sebagai Menti.


Jengkol dan Petai kata dia, merupakan HHBK yang saat ini masih banyak ditemui di hutan tempat dia bermukim. "Kalau jengkol dan petai ditempat (hutan) kami di Makekal Ilir masih banyak," ungkap dia.


HHBK, Jengkol

Selain jengkol dan petai lanjut Gentar, masih ada beberapa jenis HHBK yang sampai saat ini masih menjadi komoditas andalan MHA SAD diantaranya, buah sempayan, kabau, getah damar, rotan jernang dan lainnya.


Meski menjadi komoditas andalan, namun saat ini HHBK tersebut sudah mulai sulit dicari. "Memang masih banyak, tapi itu jauh di dalam hutan. Tidak seperti 10 tahun yang lalu, masih banyak dan gampang dicari. Dipinggiran hutan saja masih banyak," ujarnya menjelaskan.


Ditanya berapa harga jengkol dan petai saat ini, Gentar berkata," Lumayan mahal bang. Petai satu papanya seribu rupiah. Kalau jengkol tampa kulit enam ribu rupiah per kilo," katanya. |orik|

Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Posting Komentar

Iklan Tengah Post