BUBMliDuJ8M4WXSjHxwzacQ3y3MXgzTn33owbOKI
“JAKSA MASUK RIMBA” Wakajati Jambi Bersama Suku Anak Dalam

“JAKSA MASUK RIMBA” Wakajati Jambi Bersama Suku Anak Dalam


Orik.or.id || Pagi itu, sekira pukul 08.00 Wib, Selasa (23/6/2020), usai sarapan pagi di rumah dinas Bupati Tebo, rombongan Wakil Kekaksaaan Tinggi (akajati) Jambi, Bambang Haryanto SH MH kompoi mengendarai mobil menuju lokasi “Orang Rimba” Suku Anak Dalam (SAD) di Sungai Bungin Desa Muara Kilis Kecamatan Tenggah Ilir Kabupaten Tebo, Jambi.

Setelah menghabiskan waktu sekitar 45 menit melintasi jalan aspal ditambah satu jam lebih melintasi jalan berbatu dan berdebu, akhirnya rombongan ini sampai di lokasi yang dituju.

Seratus lebih, warga SAD dari tiga kelompok yakni Temenggung Apung, Temenggung Tupang Besak dan Temenggung Bujang Itam langsung menyambut kedatangan rombongan ini. Bagi mereka (SAD), rombongan ini tidak asing lagi. Pasalnya, mereka telah berulang kali berkegiatan bersama. 


Mulai dari sosialisasi hukum positif, penghijauan atau reboisasi, pengobatan gratis, sunatan massal, hingga kegiatan sosial pemberdayaan lainnya, telah dilakukan sejak awal tahun 2018 lalu.

“Selamat datang bapak Wakajati beserta rombongan di pemukiman kami Suku Anak Dalam,” kata Temenggung Apung saat menyambut kedatangan rombongan.

Bupati Tebo, Dr H. Sukandar Bersama Forkompinda dan para OPD tampak hadir mendampingi rombongan tersebut," Apa kabar Temenggung, sehat kan?," sapa Bupati yang peduli dengan SAD ini saat mendampingi Wakajati Jambi. 


Tahun 2018 lalu, Kejati Jambi melalui Kejari Tebo telah memprogramkan kegiatan peduli SAD. Program yang dikemas dalam "Jaksa Masuk Rimba" ini awalnya untuk mensosialisasikan hukum positif. 

Kian hari berkembang hingga terbentuk Yayasan Orang Rimbo Kito (ORIK) yang fakus kegiatan pada pendampingan dan pemberdayaan masyarakat dan SAD. 

Ketua Pembina yayasan, Teguh Suhendro, MH yang waktu itu menjabat sebagai Kajari Tebo, semakin intens berkegiatan dengan SAD, dan akhirnya menarik perhatian Andi Murwinah yang waktu itu menjabat sebagai Kajati Jambi.

"Alhamdulillah, akhirnya saya bersama rombongan sampai disini (pemukiman SAD). Kedatangan kita kemari untuk melanjutkan program Jaksa Masuk Rimba," kata Wakajati Jambi, Bambang Haryanto SH MH kepada para Temenggung dan warga SAD.

"Makasih atas sambutannya. Saya merasa sangat dihargai," kata dia lagi. 


Wakajati menjelaskan, selain melanjutkan program Jaksa Masuk Rimba, kedatangan dia bersama rombongan dalam rangka memperingati Hari Bhakti Adhyaksa (HBA) yang ke-60 tahun 2020. 

Pada kegiatan ini, kejaksaan menggelar bhakti sosial (Baksos) dengan sasaran SAD berupa pengobatan massal, pembagian sembako, penyerahan bantuan pakaian, alat-alat pendidikan bagi anak-anak SAD dan penanaman bibit pohon buah-buahan.

Dikatakan Wakajati, kedatangan dia bersama rombongan ini juga untuk melihat langsung kondisi SAD binaan Kejati Jambi melalui Yayasan Orang Rimbo Kito (ORIK). 

“Ini salah satu bentuk kepedulian kita terhadap SAD agar dapat hidup setara dengan masyarakat yang lain,” ujar Bambang Haryanto lagi.

Dijelaskan dia, Kejati Jambi telah menjalankan program khusus terhadap SAD yakni Jaksa Masuk Rimba. Program yang dimulai sejak tahun 2018 lalu ini, bertujuan agar SAD bisa hidup layak," Program Jaksa Masuk Rimba ini akan terus berlanjut dan berkesinambungan," tegasnya sambil mengajak semua pihak sama-sama peduli terhadap SAD. 


Wakajati Taman Pohon Durian

Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) Provinsi Jambi, Bambang Haryanto SH MH menyempatkan diri menanam bibit pohon durian di sekolah alam Suku Anak Dalam (SAD) saat menggelar bhakti sosial dalam rangka memperingati Hari Bhakti Adhyaksa (HBA) ke-60 tahun 2020, di Desa Muara Kilis Kacamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo Jambi, Selasa (23/06/2020).

"Semoga pohon ini tumbuh subur dan bermanfaat bagi saudara kita SAD kedepanya," kata Wakajati Jambi Bambang Haryanto SH MH saat menanam bibit pohon durian. 

Selain penanaman bibit pohon buah-buahan (durian), pada kegiatan bakti sosial ini rombongan Wakajati menggelar pengobatan massal, pembagian sembako, penyerahan bantuan pakaian, dan alat-alat pendidikan bagi anak anak SAD.

Pada kesempatan ini juga, Wakajati mengajak warga SAD untuk menjaga hutan agar tetap lestari.

Salah seorang warga SAD Muara Kilis, Malenggang mengatakan, penanaman bibit pohon buah-buahan di area sekolah alam pernah dia rencanakan, namun belum sempat terwujud," Alhamdulillah hari ini penanaman bibit pohon buah-buahan sudah dimulai oleh bapak Wakajati," ucapnya. 

Kedepanya kata Malenggang, dia akan melanjutkan penanaman bibit pohon buah-buahan tersebut," Lihat saja sendiri di sekeliling sekolah alam ini hanya ditumbuhi pohon akasia. Pohon ini akan kita tebang dan digantikan dengan pohon buah-buahan. Ini sudah kami sampaikan kepada pendamping. Mudah-mudahan pendamping kami bisa mencarikan bibit pohon buah-buahan untuk ditanam di areal ini," kata dia lagi. 

Pernyataan Malenggang ini dibenarkan oleh salah seorang pendamping SAD, Ahmad Firdaus. Dikatakan dia jika warga SAD menginginkan pohon akasia diareal sekolah alam tersebut digantikan dengan pohon buah-buahan," kata mereka (SAD) pohon buah-buahan lebih bermanfaat dibandingkan pohon akasia. Sebab jika berbuah nanti, mereka bisa menikmatinya," kata Ketua Yayasan Orang Rimbo Kito (ORIK) ini. 

Diakui Firdaus jika dirinya bersama pengurus ORIK tengah menyusun program penanaman pohon buah-buahan di sekitar sekolah alam dan pemukiman SAD Muara Kilis. Pada program ini kata dia, pohon buah-buahan yang ditanam adalah jenis pohon hutan diantara alpokat, mangga, jengkol, nangka, dan lainnya," jadi dalam satu areal nantinya ditanam beragam macam pohon buah-buahan," katanya. 


Tapak Tilas Progam "Jaksa Masuk Rimba"

Ketua Yayasan Orang Rimbo Kito (ORIK), Ahmad Firdaus mengisahkan, jaksa masuk rimba pertama kali dilakukan oleh Ikrar Demarkasi, SH, MH tahun 2014 lalu. Waktu itu, beliau menjabat sebagai Kasi Intel Kejari Tebo. 

Ingin berinovasi, Ikrar bersama Perkumpulan Pelita Kita (PETA) yang fokus pada pendamping SAD melakukan sosialisasi hukum positif terhadap SAD. Sosialisasi disepakati dilakukan di Desa Muara Kilis Kacamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo. 


Sosialisasi ini diikuti oleh tiga kelompok SAD yakni kelompok Temenggung Apung, Temenggung Tupang Besak dan Temenggung Lidah Pembangun. 

Terus berlanjut, jaksa masuk rimba diteruskan oleh Rais Dani karena Ikrar Demarkasi pindah tugas ke Tabanan, Bali. Sebagai Kasi Intel menggantikan jabatan Ikrar, Rais Dani inten melakukan sosialisasi hukum positif kepada SAD. 

Tidak sendiri, Andi Restu Cahyono yang waktu itu menjabat sebagai Kasi Pidsus Kejari Tebo ikut serta pada kegiatan selanjutnya, hingga akhirnya Pemkab Tebo mendirikan balai multi fungsi di lokasi kegiatan," Selain tempat petemuan dan musyawarah, balai ini juga digunakan untuk pendidikan anak-anak SAD. Jadi kita sebut sekolah alam SAD Muara Kilis," kata Firdaus. 

Kegiatan demi kegiatan terus berjalan. Tahun 2018 lalu, terjadi rotasi jabatan Kajari Tebo. Noor Selamet yang sebelumnya menjabat Kajari Tebo digantikan oleh Teguh Suhendro. Sejumlah program yang telah dilakukan jaksa bersama Perkumpulan PETA dan SAD pun dilirik.

Untuk meningkatkan program terhadap SAD, Teguh Suhendro bersama sejumlah pengurus Perkumpulan PETA, aktivitas lingkungan dan wartawan liputan Tebo mendirikan Yayasan Orang Rimbo Kito. Fokus kegiatan adalah pendampingan dan pemberdayaan SAD.

"Yayasan yang kita dirikan ini langsung direspon positif oleh Ibu Kajati (Andi Murwinah). Tidak tanggung-tanggung, ibu Kajati dua kali turun langsung ke SAD," kata Firdaus mengisahkan. 


Pertama ke SAD, Andi Murwinah menggelar bhakti sosial. Disela kegiatan, orang nomor satu di Adhyaksa Jambi tersebut berbaur langsung dengan anak-anak SAD," Ibu Andi sempat mengajar anak-anak SAD menulis dan menggambar. Untuk ibu-ibu SAD diberikan pelayanan KB dan pengobatan massal," terang Firdaus. 

Tidak sampai disitu, Yayasan ORIK bersama Kejati Jambi terus berkegiatan. Di tahun yang sama, sejumlah diploma dari Sesdilu Kementerian Luar Negeri juga berkegiatan selama dua hari berturut-turut di lokasi SAD.

"Alhamdulillah, sampai sekarang Yayasan ORIK terus berkegiatan. Bulan Februari 2020 kemarin, kita menjalankan program adopsi batang pohon atau waris pohon SAD, pesta buah-buahan hutan dan pembibitan pohon buah-buahan hutan. Dan hari ini bhakti sosial bersama Wakajati Jambi," ujar Firdaus. 


Diketahui, dalam kepengurusan Yayasan ORIK, Teguh Suhendro yang waktu itu menjabat sebagai Kajari Tebo, dipercaya sebagai Ketua Pembina dengan anggota Andi Restu Cahyono dan Robi Harja. Sementara pengawas Yayasan adalah Ikrar Demarkasi dan Rais Dani. Untuk Ketua Yayasan adalah Ahmad Firdaus. "Kajati Jambi dalam hal ini adalah penasehat sekaligus pelindung," pungkasnya.

Salah seorang pimpinan SAD, Temenggung Apung menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kejati Jambi yang telah peduli terhadap SAD," Alhamdulillah, melalui program Jaksa Masuk Rimba, kita sangat terbantu," kata Temenggung Apung.


Pemkab Tebo Intens Perhatikan SAD 

Bupati Tebo, Sukandar mengaku jika pihaknya terus berupaya memenuhi kebutuhan dasar kepada SAD, mulai dari kesehatan, pendidikan hingga kesejahteraan. 

Untuk pendidikan kata dia, Pemkab Tebo telah membangun sekolah alam dan menempatkan guru luar biasa di sekolah tersebut," Untuk kesehatan, kita rutin melakukan pengorbanan gratis kepada SAD. Begitu juga dengan kesejahteraan mereka, kita melakukan pendampingan cara bercocok tanam," kata Sukandar.

Saat ini pun lanjut Sukandar, pihaknya terus memperhatikan SAD," Kita juga selalu bersinergitas dengan Yayasan ORIK dalam pendampingan dan pemberdayaan SAD," kata dia. 

(red/orik)


Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Posting Komentar

Iklan Tengah Post