SEJARAH YAYASAN ORANG RIMBO KITO (ORIK)

Keberadaan
yayasan ini untuk mendorong pengakuan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan Suku Anak Dalam, terutama pada bidang pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan serta ruang hidup dan berkehidupan.
Yayasan ini
merupakan organisasi masyarakat non-profit yang mempunyai kepedulian dan
memberikan advokasi kepada masyarakat untuk penyelamatan seni, budaya, adat
istiadat, tradisi dan lingkungan, baik lingkungan sumber daya hayati dan non
hayati seperti lingkungan fauna dan flora, sosial kemasyarakatan, hukum dan hak
azasi manusia.
Yayasan
ORIK juga mengadakan usaha-usaha yang berkaitan dengan seni, budaya, adat
istiadat, tradisi dan lingkungan hidup serta sebagai wadah berkiprah bagi
tenaga profesional dari berbagai bidang keahlian dalam mengaplikasikan ilmu
yang dimiliki bagi kepentingan pembangunan yang berkelanjutan di daerah maupun
nasional.
Yayasan
ORIK terbentuk pada tahun 2018 atas inisiator Teguh Suhendro, SH, M.H, Ahmad
Firdaus Syafutra, Syahrial dan Wahyudi. Organisasi ini ada dan berkembang untuk
menampung masyarakat yang mempunyai kreatifitas baik berbentuk pemikiran, cipta
dan karya cipta dan membutuhkan tempat untuk berkreatifitas serta
menyalurkannya sesuai dengan bidang yang digelutinya.
Saat ini,
Yayasan ORIK telah memiliki gedung Sekolah Alam dan Gedung Pusat Informasi Suku Anak
Dalam (SAD) yang
berada di Simpang Stop Desa Muara Kilis Kacamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo -
Jambi.
Dalam
perjalanannya, Yayasan ORIK telah melakukan pendampingan dan pemberdayaan
terhadap Suku Anak Dalam atau Orang Rimbo yang berada di sekitar area kawasan Taman Nasional Bukit
Tiga Puluh (TNBT) dan Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD) yang berada di
wilayah Kabupaten Tebo Provinsi Jambi.
Untuk
mencapai tujuan diatas Yayasan ORIK melakukan usaha-usaha yaitu:
1. Memelihara
dan mengembangkan warisan seni, budaya, adat istiadat, tradisi dan lingkungan
langsung ditempat tumbuh dan berkembangnya warisan tersebut.
2. Pendokumentasian
warisan seni, budaya, adat istiadat, tradisi dan lingkungan.
3. Menggiatkan
program-program seni, budaya, adat istiadat, tradisi dan lingkungan melalui
pendidikan dan kelompok masyarakat yang bersifat terbuka dan bekerjasama dengan
semua pihak yang peduli dengan nasib anak bangsa sebagai generasi penerus
terutama dalam bidang seni, budaya, adat istiadat, tradisi dan lingkungan serta
tidak mengikat.
4. Pemberdayaan
ekonomi melalui bidang seni, budaya, adat istiadat, tradisi, pariwisata,
kehutanan, pertanian, dan perkebunan.
5. Menyelenggarakan
pendidikan, pelatihan-pelatihan, seminar dan lokarkarya serta
penelitian-penelitian.
6. Menjalin
kerjasama dengan pemerintah daerah maupun pusat.
7. Membina
hubungan antar lembaga baik di tingkat regional, nasional maupun internasional
Kelahiran Yayasan ORIK dilatarbelakangi masih terpuruknya
perekonomian masyarakat Indonesia akibat krisis ekonomi dan politik. Krisis
tersebut merupakan sisi kelam bagi masyarakat yang mempunyai kreatifitas tinggi
namun akhirnya terpuruk menjadi masyarakat yang tidak berdaya di dalam
pembangunan daerah maupun nasional.
Pembentukan Yayasan ORIK diharapkan dapat membangun kesadaran dan
kekuatan masyarakat yang mempunyai kreatifitas tinggi untuk lebih aktif dan
produktif serta meningkatnya partisipasi masyarakat untuk mendukung pembangunan
yang berkelanjutan.
Berdasarkan kondisi diatas, Yayasan ORIK merasa perlu untuk bekerja
sama dengan semua kelompok/organisasi untuk menjalin solidaritas dan
membangun kekuatan. Hal ini dilandasi oleh suatu kesadaran yang sangat rasional
dan obyektif bahwa kami tidak akan pernah mampu untuk berjuang sendirian dalam
membangun kekuatan masyarakat kreatif yang progresif.
Posting Komentar
Posting Komentar