BUBMliDuJ8M4WXSjHxwzacQ3y3MXgzTn33owbOKI
Tradisi Unik ‘Turun Mandi’ Suku Anak Dalam Desa Muara Kilis

Tradisi Unik ‘Turun Mandi’ Suku Anak Dalam Desa Muara Kilis

Orik.or.id || Tiga orang wanita setengah baya warga Suku Anak Dalam (SAD) Desa Muara Kilis Kacamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo Provinsi Jambi melantunkan doa-doa. Salah seorang dari mereka sambil mengendong seorang bayi (balita). 

Berjalan dari Pesaken (tempat tinggal SAD), ketiga wanita ini terus melantunkan doa-doa dengan irama khas SAD. Mereka menuju danau yang berada tidak jauh dari Gedung Pusat Informasi SAD di Simpang Stop desa tersebut. 

Tampak kiri kanan jalur menuju danau dipagari dengan kain panjang. Begitu juga tiga orang wanita yang salah satunya mengendong balita, mereka mengenakan kain panjang yang diselepangkan di tubuhnya.

Tiba di danau, ketiga wanita ini langsung memandikan bayi yang mereka gedong, kemudian kembali lagi ke Pesaken untuk menyerahkan bayi yang telah dimandikan kepada Temenggung (pimpinan SAD) yang memang menanti kedatangan ketiga wanita itu. 

Inilah prosesi "Turun Mandi" SAD Desa Muara Kilis, Kacamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi saat rombongan diplomat peserta Sekolah Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan ke-63 Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) berkunjung ke lokasi SAD tersebut beberapa waktu lalu. 

Turun Mandi merupakan sebuah tradisi untuk memandikan bayi yang baru lahir ke sungai. Tradisi ini merupakan adat warisan nenek moyang yang sudah dilakukan oleh SAD dari generasi ke generasi.

Upacara ini merupakan sebuah bentuk perayaan atas kelahiran seorang anak sekaligus bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta. 

Prosesi adat yang dilakukan ini bukan hanya sekadar memandikan bayi di sungai. Ada sejumlah syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi agar adat ini dapat dijalankan dengan sempurna, salah satunya dengan membuat pagar dengan kain disepanjang lintasan (jalan) menuju sungai, serta mengarak bayi dari Pesaken menuju sungai untuk dimandikan.

Begitupun selama mengarak bayi, sejumlah warga SAD yang mendampingi dan membawa bayi tak henti-henti membaca atau melantunkan doa-doa. [orik]
Baca Juga
SHARE

Related Posts

Subscribe to get free updates

Posting Komentar

Iklan Tengah Post